Sang camar tinggi mengawan,
Gagak gersang sorak kebuluran,
Sibuk pekat mengisi kekosongan,
Merah,biru,putih,kuning di tugu bayangan,
Riak wajahnya mirip darah juang pahlawan,
Deras bak sungai dikala hujan.
Atap genting using dicelahan orang,
Tembok pudu jadi tinggalan,
Dihimpit bangunan mengapai awan,
Tulisan pada temboknya saksi pada sebuah kehidupan.
Seribu bau tercium,
Menerobos rongga hidung,
dalam seekor ulat besar,
di dalamnya berhimpitan orang kesesakan,
menuju lorong rezeki bersarang.
Hanyir sampah terselit duit-duit warga jalanan,
Mengisi kekosongan kota merdeka.
Pada wajah anak merdeka tertulis tanda Tanya,
Adakah ini sebuah kehidupan?.
Becak hujan hentian bas kota raya,
Tetes air menyimbah kulit selimut jasad,
Menyerap ke kalbu terasa sejuk menduga,
curah rahmat sang pencipta,
mengingat kembali pada yang Ehsa.